Home Blog Page 115

KAULINAN BARUDAK

Permainan memang tidak pernah habis, terutama untuk anak-anak. Permainan jaman sekarang ini seperti nintendo, atau mungkin permainan yang memang sudah ada di telepon selular. Permainan jaman sekarang memang lebih membuat anak bersifat individual, berbeda dengan permainan anak pada jaman dahulu yang lebih mengutamakan kebersamaan. Termasuk permainan dalam budaya Sunda. Kaulinan barudak atau permainan anak-anak dalam bahasa Indonesia. Dalam kaulinan barudak Sunda biasanya ada nyanyian atau kakawihan/hariring.  Permainan itu ada yang memang masih dikenal, namun mungkin ada juga permainan yang memang sudah jarang dimainkan anak-anak jaman sekarang.

Jenis kaulinan barudak :

1. Ambil-ambilan

Kaulinan ambil-ambilan membutuhkan banyak orang untuk ikut terlibat. Aturan permainannya sendiri seperti ini, dua orang anak saling berpegangan tangan, anak-anak yang lainnya berjajar membentuk barisan seperti ular dengan memegang pundak anak yang berada di depan mereka. Anak-anak yang berjajar tadi masuk ke celah antara dua orang yang jaga, tentu saja sambil bernyanyi. Anak yang berada di barisan terakhir akan ditangkap oleh dua orang anak yang jaga, lalu ditanya “ mau kemana? pilih bulan atau bintang?”. Kalau anak yang ditangkap memilih bintang, harus diam di belakang yang jaga sebelah kanan,sedangkan kalau memilih yang bulan harus berada di sebelah kiri. Setelah semua anak ditangkap maka kedua barisan saling menarik seperti tarik tambang. Di tempat lain biasanya disebut “Bulan bentang”.

Adapun kakawihannya adalah sebagai berikut:
Ambil-ambilan turuktuk hayam samanti
Saha nu diambil
Kami mah budak pahatu
Purah nutu purah ngejo
Purah ngasakan baligo
Purah tunggu bale gede
Nyerieun sukuna kacugak ku kaliage
Aya ubarna urat gunting sampurage
Tiguling nyocolan dage

2. Congklak

Merupakan permainan yang dimainkan oleh dua orang anak. Permainan ini menggunakan perkakas yang disebut congkak (terbuat dari kayu,panjangnya 40 cm, lebarnya 15 cm, di atasnya ada lubang beberapa). Tiap lubang diisi biji-bijian yang kecil atau kewuk, banyaknya 7 biji. Cara bermainnya saling bergantian sampai biji-biji atau kewuk habis masuk ke lubang yang ditentukan.

maxresdefault

Gambar : Congkak

3. Perepet Jengkol


Permainan ini dilakukan oleh 3-4 anak perempuan atau lelaki. Pemain berdiri saling membelakangi, berpegangan tangan, dan salah satu kaki saling berkaitan di arah belakang. Dengan berdiri dengan sebelah kaki, pemain harus menjaga keseimbangannya agar tidak terjatuh, sambil bergerak berputar ke arah kiri atau kanan menuruti aba-aba si “dalang”, yang bertepuk tangan sambil melantunkan kawih (nyanyian) :

“Perepet jengkol jajahean.., Kadempet kohkol jejeretean…”

Tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah dalam permainan ini. Jadi, jenis permainan ini hanya dimainkan untuk bersenang-senang pada saat terang bulan.

perepet-jengkol

Gambar : Perepet Jengkol

 

4. Gatrik

Permainan dimainkan oleh dua orang atau dua regu yang beranggotakan beberapa orang. Alat yang dimainkan adalah tongkat pemukul terbuat dari kayu dan potongan kayu sepanjang seperempat tongkat pemukul, yang biasa disebut “anak gatrik”. Anak gatrik diletakkan di lubang miring dan sempit dengan setengah panjangnya menyembul di permukaan tanah. Ujung anak gatrik dipukul dengan tongkat pemukul. Anak gatrik kembali dipukul sejauh-jauhnya ketika terlontar ke udara. Bila anak gatrik tertangkap lawan, pemain dinyatakan kalah. Bila tidak tertangkap, jarak antara lubang dan tempat jatuhnya dihitung untuk menentukan pemenangnya.

gatrik201updatervar1000f

 

 

Sumber :

www.kotamanusia.wordpress.com,

www.pwsmedan.blogspot.com,

www.kaskus.us

Bangga Bahasa Sunda

Bahasa Sunda mungkin lebih identik dengan Jawa Barat, tidak hanya itu namun memang bahasa Sunda seringkali dipakai oleh orang-orang pada umumnya.

Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang Sunda diyakini memiliki etos/ watak/ karakter Kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak / karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (pandai/ cerdas) yang sudah ada sejak jaman Salaka Nagara tahun 150 sampai ke Sumedang Larang Abad ke- 17, telah membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari 1000 tahun.


Sunda merupakan kebudayaan masyarakat yang tinggal di wilayah barat pulau Jawa dengan berjalannya waktu telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Sebagai suatu suku, bangsa Sunda merupakan cikal bakal berdirinya peradaban di Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan tertua di Indonesia, yakni Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara sampai ke Galuh, Pakuan Pajajaran, dan Sumedang Larang. Kerajaan Sunda merupakan kerajaan yang cinta damai, selama pemerintahannya tidak melakukan ekspansi untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Keturunan Kerajaan Sunda telah melahirkan kerajaan- kerajaan besar di Nusantara diantaranya Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Mataram, Kerajaan Cirebon, Kerajaan Banten, dll.

Jajangkungan

Permainan Jajangkungan dimainkan dengan sepasang tongkat atau galah, yang terbuat dari kayu atau bambu. Tumpuan untuk pijakan kaki dibuat pada ketinggian 30 – 60 cm dari ujung bawah tongkat. Beberapa orang pemain dapat serentak memainkannya bersama-sama.

Permainan ini biasa digabungkan dengan jenis permainan lain, seperti adu lari atau sepak bola. Ada kalanya, penilaian hanya pada adu ketahanan berjalan di atas Jajangkungan sambil saling menendang kaki Jajangkungan lawan bermain. Pemain yang terjatuh dinyatakan kalah.

Tari Merak dari Jawa Barat

Pernah melihat tarian seperti gambar di sebelah kiri? Mungkin dapat kita lihat apabila sedang ada acara hajatan atau peresmian suatu acara. Tarian ini ditampilkan bersama dengan upacara adat Sunda,ya tentu saja sudah dan mudah dikenali yaitu tari merak (peacock dance).

Tari Merak merupakan tarian kreasi baru yang diciptakan oleh seorang koreografer bernama Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950an, dan tahun 1965 dibuat koreografi barunya oleh Dra. Irawati Durban Arjon dan direvisi kembali pada tahun 1985 dan diajarkan kepada Romanita Santoso pada tahun 1993.

Tari Merak sebenarnya menggambarkan tentang tingkah laku burung merak jantan yang memiliki keindahan bulu ekor sehingga banyak orang yang salah memperkirakan bahwa tarian ini tentang tingkah laku merak betina. Seperti burung-burung lainnya, burung merak jantan akan berlomba-lomba menampilkan keindahan ekornya untuk menarik hati merak betina.

Merak jantan yang pesolek akan melenggang dengan bangga mempertontonkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna-warni untuk mencari pasangannya, dengan gayanya yang anggun dan memesona. Tingkah laku burung merak inilah yang divisualisasikan menjadi tarian merak yang menggambarkan keceriaan dan keanggunan gerak. Pesona bulu ekornya yang berwarna-warni diimplementasikan dalam kostum yang indah dengan sayap yang seluruhnya dihiasi payet, dan hiasan kepala (mahkota) yang disebut “siger” dengan hiasan berbentuk kepala burung merak yang akan bergoyang mengikuti gerakan kepala sang penari.
Tarian merak ini identik dengan warna yang sangat mencolok seperti merah, biru, kuning, emas, dan warna lainnya. Make up yang terlihat sangat tajam,karena memang merak sendiri merupakan burung yang sangat cantik dan indah. Tarian merak ini biasanya ditampilkan sebagai bentuk persembahan kepada tamu,karena memang setiap gerakannya sangat indah. Tarian merak ini biasanya ditarikan oleh 2 orang penari bahkan lebih.

Kingkilaban di Alengkadireja

Bandung mengadakan festival yaitu “Bandung Wayang Festival 2011” yang digelar sejak tanggal 22 April 2011 sampai dengan 30 April 2011. Festival rampak dalang ini diikuti oleh 40 dalang didikan dari dalang bapak Tantan Sugandi dengan cerita yang diambil adalah “Kingkilaban di Alengkadirdja”.

“Kingkilaban sendiri mempunyai makna cahaya tanpa suara. Hal ini pula yang belakangan ini banyak dilakukan pimpinan kita. Mereka banyak mengeluarkan pernyataan, opini atau apa pun yang tiada lain untuk menebar pesona. Sementara itu, buktinya jauh dari apa yang diungkapkan dan ini terjadi pada mereka yang mengurus seni budaya kita,” ujar bapak Tantan dengan nada suara dibuat menyerupai seorang buta (Pikiran Rakyat senin 30 mei 2011 hal 32).


Dengan adanya “Bandung Wayang Festival 2011” diharapkan masyarakat tidak akan melupakan kesenian daerah yang merupakan warisan dari para leluhur. Kesenian harus dijaga oleh setiap manusia.

Kuda Renggong

0

Orang – orang lari keluar rumah menuju jalan raya, ternyata banyak orang sudah berkumpul. Wah ada apa ini? Kebakaran atau demo? Ternyata ada Kuda Renggong.

Apa itu kuda renggong, hayu ah kita bahas.

Kuda renggong adalah suatu kesenian khas masyarakat Sunda (Jawa Barat) yang menampilkan 1-4 ekor kuda yang dapat menari mengikuti irama musik. Tentu saja tidak wajib banyak kuda, terkadang satu ekor kuda pun bisa. Di atas kuda-kuda tersebut biasanya duduk seorang anak yang baru saja dikhitan atau seorang tokoh masyarakat. Kata renggong adalah metatesis dari ronggeng yang artinya gerakan tari berirama dengan ayunan (langkah kaki) yang diikuti oleh gerakan kepala dan leher.

Kesenian kuda renggong atau yang dahulu biasa disebut kuda igel karena bisa ngigel (menari) ini konon tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang. Waktu itu (sekitar tahun 1880-an) ada seorang anak laki-laki bernama Sipan yang mempunyai kebiasaan mengamati tingkah laku kuda-kuda miliknya yang bernama si Cengek dan si Dengkek. Dari pengamatannya itu, ia menyimpulkan bahwa kuda juga dapat dilatih untuk mengikuti gerakan-gerakan yang diinginkan oleh manusia.

Selanjutnya, ia pun mulai melatih si Cengek dan si Dengkek untuk melakukan gerakan-gerakan seperti: lari melintang (adean), gerak lari ke pinggir seperti ayam yang sedang birahi (beger), gerak langkah pendek namun cepat (torolong), melangkah cepat (derep atau jogrog), gerakan kaki seperti setengah berlari (anjing minggat), dan gerak kaki depan cepat dan serempak (congklang) seperti gerakan yang biasa dilakukan oleh kuda pacu. Cara yang digunakan untuk melatih kuda agar mau melakukan gerakan-gerakan tersebut adalah dengan memegang tali kendali kuda dan mencambuknya dari belakang agar mengikuti irama musik yang diperdengarkan. Latihan dilakukan selama tiga bulan berturut-turut hingga kuda menjadi terbiasa dan setiap mendengar musik pengiring ia akan menari dengan sendirinya.

Melihat keberhasilan Sipan dalam melatih kuda-kudanya ‘ngarenggong’ membuat Pangeran Aria Surya Atmadja yang waktu itu menjabat sebagai Bupati Sumedang menjadi tertarik dan memerintahkannya untuk melatih kuda-kudanya yang didatangkan langsung dari Pulau Sumbawa. Dan, dari melatih kuda-kuda milik Pangeran Aria Surya Atmadja inilah akhirnya Sipan dikenal sebagai pencipta kesenian kuda renggong.

Dalam perkembangan selanjutnya, kesenian kuda renggong bukan hanya menyebar ke daerah-daerah lain di Kabupaten Sumedang, melainkan juga ke kabupaten-kabupaten lain di Jawa Barat, seperti Kabupaten Bandung dan Purwakarta. Selain menyebar ke beberapa daerah, kesenian ini juga mengalami perkembangan, baik dalam kualitas permainannya maupun waditra dan lagu-lagu yang dimainkan. Di Kabupaten Sumedang kualitas permainan kuda renggong diukur menurut standar Persatuan Kuda Sumedang (PKS) yang dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: (1) kuda kualitas baik dan pernah menjadi juara dalam festival kuda renggong tingkat kabupaten; (2) kualitas kuda tingkat pertengahan (kualitas pasaran/pasaran mentas); dan (3) kuda renggong yang masih dalam tahap belajar (kuda baru).

Pasanggiri ke-8

0

” Wilujeng siang dulur-dulur Sanggar Mekar Asih.. Kumaha damang?

Pasanggiri Seni Sunda Injili sa-Jawa Barat ka-8 baris diayakeun deui di kaping 1 November 2014. Dulur-dulur sadaya anu ngagaduhan team seni Sunda tiasa ngadaftarkeun groupna kanggo ngarojong ieu acara. Pendaftaran tiasa ngalangkungan facebook (inbok) atanapi ngahubungi no telepon anu aya di poster.


Daftar saenggalna nya dulur-dulur… urang tepang di Pasanggiri Seni Sunda Injili sa-Jawa Barat nu ka-8. Hayu ngamumule budaya Sunda supaya teu kagerus ku jaman. “

Sandiwara Sunda Lembur Abah “ GuRaMe “

0

” Sandiwara Sunda Lembur Abah “ GuRaMe “ (Ngagugu Raja Damey) ”
PJTV Bandung
Hari : Rabu
Tanggal : 24 Desember 2014
Pukul : 22.00 – 23.00 wib
————–
CTV Banten
Hari : Jumat
Tanggal : 26 Desember 2014
Pukul : 20.00 – 21.00 wib
” Film Lembur Abah “ Nete Semplek Nincak Semplak “
————–

PJTV Bandung
Hari : Sabtu, Minggu dan Senin
Tanggal : 27, 28 dan 29 Desember 2014
Pukul : 20.30 – 21.00 wib
————–
CTV Banten
Hari : Rabu, Kamis dan Minggu
Tanggal : 24, 26 dan 28 Desember 2014
Pukul : 21.30 – 22.00 wib
Tong hilap sakseni nya dulur… Hatur nuhun

Jadwal Tayang Sandiwara Sunda Lembur Abah Paskah 2015

0

Bewara…
Dulur di lembur,baraya di kota kumaha damang? Tong hilap sakseni Sandiwara Sunda Lembur Abah Paskah dina judul ” Coet Ajaib “.
Baris tayang di :
CTV Banten
Dinten : Jumat
Tanggal : 3 April 2015
Jam : 21.00 – 22.00 wib

PJTV Bandung
Dinten : Minggu
Tanggal : 5 April 2015
Jam : 19.00 – 20.00 wib
Naon ari Coet Ajaib teh?, naha make disebut coet ajaib? Mangga sakseni. Hatur nuhun

Bewara Tayangan Gentra

0

“Sampurasun.. Dulur Gentra Kahuripan sadayana kumaha damang?
Mangga ieu kanggo jadwal tayang Gentra Kahuripan ngalih deui sapertos sateuacan sasih saum nyaeta :
PJTV Bandung dinten minggon tabuh 16.30 WIB (Satengah lima sonten)
CTV Banten dinten minggon tabuh 18.00 WIB (genep sonten)